Penggunaan gawai secara berlebihan pada anak-anak kembali menjadi sorotan. Dokter anak memperingatkan bahwa kebiasaan ini bisa menyebabkan berbagai masalah serius, termasuk gangguan makan dan keterlambatan perkembangan sensorik. Banyak orang tua membiarkan anak bermain gadget dalam jangka waktu lama tanpa menyadari dampaknya terhadap tumbuh kembang mereka.
Dokter spesialis anak, dr. Lestari Hapsari, menjelaskan bahwa paparan layar dalam durasi panjang dapat mengganggu proses alami anak dalam mengenal rasa, tekstur, dan pengalaman makan secara langsung. “Anak yang terbiasa makan sambil menonton video cenderung tidak fokus. Mereka tidak belajar menikmati makanan secara sadar, sehingga berisiko mengalami gangguan makan seperti pilih-pilih makanan atau kehilangan nafsu makan,” ungkapnya.
Selain itu, gawai juga membatasi stimulasi sensorik yang dibutuhkan anak dalam tahap awal pertumbuhan. Anak yang terlalu sering duduk diam dengan gawai akan kehilangan kesempatan untuk bermain aktif, menyentuh benda, atau berinteraksi sosial secara langsung. Akibatnya, kemampuan motorik halus, koordinasi, dan perkembangan bahasa bisa mengalami hambatan.
Lestari menyarankan agar orang tua membatasi waktu layar maksimal satu jam per hari untuk anak usia di bawah lima tahun. Ia juga mendorong orang tua untuk lebih banyak mengajak anak bermain secara langsung, seperti menggambar, membangun balok, atau beraktivitas di luar ruangan.
Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk kebiasaan sehat sejak dini. Alih-alih menyerahkan gawai sebagai “pengasuh digital”, orang tua sebaiknya hadir, membimbing, dan memberikan stimulasi yang tepat.
Anak tumbuh sehat bukan hanya dengan gizi cukup, tapi juga dengan perhatian dan interaksi nyata setiap hari login medusa88.