Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tiongkok Xi Jinping memilih absen dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS terbaru yang berlangsung pekan ini. Keputusan dua pemimpin besar ini memicu berbagai spekulasi di kalangan pengamat politik internasional.
Dalam acara yang digelar di negara tuan rumah, keduanya hanya mengirimkan perwakilan tingkat tinggi. Presiden Putin diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, sementara Presiden Xi menugaskan Perdana Menteri Li Qiang untuk menghadiri forum tersebut. Langkah ini mengejutkan banyak pihak, mengingat posisi strategis Rusia dan Tiongkok dalam aliansi BRICS.
Pengamat menilai absennya Putin bisa berkaitan dengan tekanan internasional atas konflik Rusia–Ukraina. Sementara itu, Xi Jinping disebut tengah fokus menangani situasi domestik, termasuk perlambatan ekonomi dan ketegangan politik dalam negeri. Meski kedua negara membantah ada ketegangan internal BRICS, keputusan ini tetap menimbulkan pertanyaan.
Beberapa analis menduga Putin dan Xi ingin menghindari tekanan diplomatik langsung yang mungkin muncul selama forum. Di sisi lain, mereka juga bisa mencoba mengirim sinyal politik bahwa BRICS tidak sepenuhnya menjadi prioritas dalam agenda global masing-masing.
Meski begitu, Rusia dan Tiongkok tetap menyatakan dukungan terhadap tujuan BRICS, termasuk reformasi daftar medusa88 sistem keuangan global dan penguatan kerja sama negara-negara berkembang. Delegasi dari kedua negara tetap aktif dalam diskusi dan sesi pleno.
Absennya dua pemimpin utama ini menyoroti dinamika baru dalam aliansi BRICS. Banyak pihak kini mempertanyakan arah dan kekompakan aliansi tersebut ke depan, terutama di tengah ketegangan geopolitik global yang terus berkembang.